Morninroutine – Hollow Knight: Silksong, game yang dinanti-nantikan oleh jutaan gamer, akhirnya rilis tahun ini. Kabar gembira ini, sayangnya, berdampak buruk pada beberapa game indie lainnya. Seperti bos akhir yang tiba-tiba muncul, pengumuman tanggal rilis Silksong yang mendadak—hanya dua minggu sebelum peluncuran—telah memicu gelombang penundaan di industri game indie. Ini bukan sekadar masalah penundaan biasa, ini seperti serangan surprise attack dari sebuah game raksasa.
Kehebohan seputar Silksong, yang telah lama ditunggu-tunggu sejak pengumumannya pada tahun 2019, menciptakan efek domino. Beberapa judul indie, termasuk Aeterna Lucis, CloverPit, Little Witch in the Woods (versi 1.0), Stomp and the Sword of Miracles (demo), Megabonk, Demonschool, Baby Steps, dan Faeland (versi 1.0), menunda peluncurannya. Demonsschool, RPG bergaya Persona, bahkan mundur hingga dua bulan untuk menghindari bayang-bayang raksasa Silksong.

Developer Frogteam, pencipta Stomp and the Sword of Miracles, menggambarkan situasi ini dengan analogi yang tepat di Bluesky: "Dalam kasus Silksong, kami merasa seperti udang kecil yang berusaha menghindari dimakan paus biru." Pernyataan ini merepresentasikan kekhawatiran banyak developer indie yang merasa terancam oleh kekuatan besar Hollow Knight: Silksong dan Team Cherry. Popularitas Silksong yang luar biasa, bahkan disebut-sebut sebagai "GTA 6"-nya game indie, menciptakan situasi yang sulit bagi game-game lain yang bersaing di periode yang sama.
Situasi ini mengingatkan kita pada kontroversi seputar tanggal rilis Grand Theft Auto 6. Ketidakpastian yang lama mengenai rilis GTA 6 menciptakan ketidaknyamanan bagi developer lain. Kini, strategi rilis mendadak Silksong menimbulkan masalah serupa. Meskipun Team Cherry mungkin tidak bermaksud jahat, strategi shadow drop mereka, yang terbukti efektif untuk Hollow Knight pertama, berdampak negatif pada ekosistem game indie.
Pertanyaannya bukan hanya tentang efektivitas strategi shadow drop sebagai alat pemasaran, tetapi juga tentang etika dan dampaknya terhadap developer yang lebih kecil. Game-game indie seringkali memiliki anggaran dan jangkauan yang terbatas, sehingga sulit bersaing dengan game besar yang memiliki daya tarik global. Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran berharga, baik bagi Team Cherry maupun developer lain, tentang pentingnya perencanaan rilis yang lebih matang dan mempertimbangkan dampaknya terhadap industri secara keseluruhan. Apakah ini pertanda era baru di mana game-game besar mendominasi pasar dengan strategi rilis yang agresif? Kita tunggu saja kelanjutannya.
Tanggal Rilis: 4 September 2025
Platform: PlayStation 5, PlayStation 4, Xbox Series X, Xbox Series S, Xbox One, Nintendo Switch 2, Nintendo Switch, PC
Developer & Publisher: Team Cherry
Engine: Unity






